Selama ini, kerja dan keluarga seolah-olah dua hal yang terpisah.
Benarkah demikian? Lantas, gimana solusinya? Tetap bersemangat dalam
kerja, gimana caranya? Simak » http://bit.ly/KeluargaKerja
Dalam seminar motivasi, saya sebagai motivator Indonesia atau pembicara seminar, kadang diminta bicara soal keluarga. Maka muncullah sederet pertanyaan.
Selanjutnya, jodoh itu nasib atau takdir? Bisakah diupayakan? Kalau bisa, gimana caranya? Simak » http://bit.ly/istrimu
Sekiranya istri suka shopping, gimana menyikapinya? Benarkah shopping identik dengan keburukan? Simak » http://bit.ly/istribelanja
Lalu, penafkahan itu tanggung-jawab siapa? Laki-laki apa perempuan? Bolehkah perempuan mencari nafkah? Benarkah susu formula itu baik? Mohon jangan tersinggung, simak baik-baik » http://bit.ly/LakiLaki
Terakhir, soal orangtua. Kita sama-sama tahu bahwa berbakti itu mengundang rezeki. Kita pun sama-sama tahu bahwa berbakti itu menuai keberkahan. Namun, cukupkah bakti kita selama ini? Lantas, gimana baiknya? Simak » http://bit.ly/Berbakti
Motivator Indonesia Muslim, Ippho Santosa, Motivator Islami Indonesia, Motivator Indonesia Islam
Rabu, 17 Agustus 2016
Motivator Indonesia Muda, Motivator Indonesia Asia, Motivator Indonesia Yang Lucu, Motivator Indonesia Muslim
Motivator Indonesia Youtube, Motivator Indonesia Terkenal, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Muslim
Begini. Setiap profesional sejati mesti bisa 'meraba' kekuatan-kekuatan
besar yang berasal dari dalam (inner) dan tidak terlihat (invisible).
Rupa-rupanya, ini malah lebih dahsyat. Misalnya, soal niat dan visi.
Terus, apa lagi? Banyak. Simak saja » http://bit.ly/TakTerlihat
Di seminar motivasi, terutama in-house seminar, saya sering diminta untuk membahas soal visi dan target. Sebagai motivator Indonesia, permintaan itu saya iyakan.
Membahas visi tak dapat dilepaskan dengan keberuntungan. Dan ternyata keberuntungan itu punya pola tersendiri. Simak » http://bit.ly/SupayaBeruntung
Terkait dengan itu, kadang seorang profesional perlu berhenti sejenak dari kesibukan. Buat apa? Meluruskan visi, meluruskan niat, memperbaiki diri, introspeksi diri, mengevaluasi kinerja, mengamati pesaing, mengamati ekonomi, dst. Nah, tulisan berikut rada berat, hanya buat leader dan calon leader. Simak » http://bit.ly/introspeksi
Sekiranya Anda mau lebih berdaya dan lebih beruntung dalam mencapai target, simak ini » http://bit.ly/RaguRagu
Di seminar motivasi, terutama in-house seminar, saya sering diminta untuk membahas soal visi dan target. Sebagai motivator Indonesia, permintaan itu saya iyakan.
Membahas visi tak dapat dilepaskan dengan keberuntungan. Dan ternyata keberuntungan itu punya pola tersendiri. Simak » http://bit.ly/SupayaBeruntung
Terkait dengan itu, kadang seorang profesional perlu berhenti sejenak dari kesibukan. Buat apa? Meluruskan visi, meluruskan niat, memperbaiki diri, introspeksi diri, mengevaluasi kinerja, mengamati pesaing, mengamati ekonomi, dst. Nah, tulisan berikut rada berat, hanya buat leader dan calon leader. Simak » http://bit.ly/introspeksi
Sekiranya Anda mau lebih berdaya dan lebih beruntung dalam mencapai target, simak ini » http://bit.ly/RaguRagu
Motivator Indonesia Islam, Motivator Indonesia Muslim, Motivator Indonesia Terbaik
Sebagai motivator Indonesia atau pembicara seminar, kadang saya membahas soal gergaji. Dan tidak sedikit yang bertanya-tanya, "Maksudnya apa?"
Begini. Ternyata salah satu kebiasaan efektif menurut Stephen Covey adalah ‘mengasah gergaji’ (sharpen the saw), termasuklah di dalamnya, introspeksi diri dan evaluasi diri.
Sesibuk apapun kita menggergaji, tetap saja kita harus berhenti sejenak untuk mengasah gergaji. Yang seperti ini, agama menyebutnya muhasabah,yang artinya melakukan perhitungan.
Sungguh, muhasabah bukanlah buang-buang waktu. Justru di tengah kesibukan, kita mesti berhenti sejenak untuk introspeksi diri dan evaluasi diri. Istilahnya, evaluasi di tengah eksekusi. Ini sering saya singgung dalam seminar motivasi dan training motivasi. Kenapa?
Orang-orang strategic management mana pun tahu, segala sesuatu hanya bisa ditingkatkan kalau pernah dievaluasi. Kalau nggak pernah dievaluasi, yah apa yang mau ditingkatkan? Istilahnya, Introspection for Improvement. Apa pendapat Anda?
Kamis, 11 Agustus 2016
Motivator Indonesia Islam, Motivator Indonesia Asia, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Muslim
Motivator Indonesia Ippho Santosa, Motivator Terbaik Asia
Ia adalah International Trainer dan Mega-Bestselling Author dengan prestasi-prestasi langka, bahkan sampai diliput oleh Voice of America:
- Berseminar di belasan negara di 4 benua.
- 1 dari 24 tokoh pilihan 2013 menurut RCTI.
- Penulis inspiring 2013 menurut ikatan penerbit se-Indonesia.
- Penulis dengan total penjualan lebih dari 1 juta eksemplar.
- Narasumber di berbagai TV dan bintang iklan operator seluler.
- Pendiri SD dan TK Khalifah dengan 70-an cabang.
- Penerima MURI Award.
Track record unik sebagai motivator dan praktisi ini, membuat ratusan perusahaan dan institusi sering mengundangnya, di antaranya Kimia Farma, Pertamina EP, DP Pertamina, Pertamina Cilacap, Telkom Indonesia, Bank Indonesia, BNI Syariah, Kementerian Pendidikan, Kementerian Pariwisata, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, OJK, Bursa Efek Jakarta, Prudential, 4Life, ICMI Amerika, dan masih banyak lagi. Melalui social media, ia pun mengilhami dan menjangkau jutaan orang setiap minggunya. Follow saja @ipphoright (Twitter, Instagram, dan Telegram).
In-House Seminar dan In-House Training yang biasa ia bawakan:
- 7 Keajaiban Rezeki: Saatnya Meraih Rezeki Berkah Berlimpah
- Success Protocol: Saatnya Perusahaan Tumbuh Lebih Cepat
- Teamwork Protocol: Saatnya Tim Tumbuh Lebih Solid
- Pension Protocol: Masa Persiapan Pensiun
- Marketing with Love: Saatnya Menaklukkan Hati Pelanggan
- Topik-topik yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan
Public Seminar and Public Training yang biasa ia bawakan:
- 7 Keajaiban Rezeki: Nasib Berubah, Rezeki Bertambah
- Moslem Millionaire: Percepatan Rezeki Dengan Otak Kanan
- Magnet Rezeki: Mengubah Jutaan Jadi Miliaran
Untuk mengundangnya dalam seminar motivasi dan training motivasi:
- SMS 0812-704-9090
Rabu, 10 Agustus 2016
Motivator Indonesia Asia, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Youtube, Motivator Indonesia Muslim
Motivator Indonesia, Ippho Santosa Pembicara di 4 Benua
Saya bertemu Andrie Wongso pertama kalinya di Batam, kalau tidak salah, tahun 2006. Tepatnya, melalui dua seminar motivasi. Karena saya adalah bagian dari panitia, saya pun menemani Pak Andrie ke mana-mana. Sambil makan-makan, kami pun ngobrol panjang-lebar soal bisnis, keluarga, dan kehidupan. Ada beberapa hal yang saya konsultasikan sama Pak Andrie. Dan terlepas dari itu, kemudian Pak Andrie pun memberi endorsement untuk salah satu buku saya.
Nah, berhubung saya hijrah ke Jakarta pada 2011, maka pertemuan-pertemuan saya dengan Pak Andrie yang berikutnya lebih sering terjadi di Jakarta. Pernah kami berdua diundang oleh stasiun televisi untuk berbagi inspirasi dan motivasi. Pernah juga kami bertemu di sebuah acara Kelompok Kompas-Gramedia. Terakhir, kami bertemu di Garuda Executive Lounge sembari ngobrol banyak soal spiritualitas dan kehidupan.
Bagi masyrakat luas, Andrie Wongso memang sosok yang luar biasa. Meski tidak tamat SD alias putus sekolah, namun ia berhasil mengejar impiannya menjadi aktor di luar negeri, lalu kembali ke Tanah Air menjadi pengusaha (Harvest) dan motivator. Sebagai motivator nomor satu di Indonesia, kendati sudah berusia 60-an, ia tetap fit dan fresh ketika berseminar ke mana-mana. Boleh dibilang ia sudah berumur, tapi kalau Anda adu badminton dengannya, kemungkinan besar Anda akan terengah-engah.
Kembali ke dunia motivasi. Kalau bicara soal menggugah, harus diakui, Andrie Wongso memang jagonya. Tak sedikit orang yang meneteskan air mata sewaktu menyimak gugahan-gugahannya. Sebagian dari Anda mungkin pernah mengikuti seminarnya dan merasa tercerahkan. Pada 21 Juni 2015, saya dan Andrie Wongso memberikan seminar bersama, yang juga dihadiri Tung Desem Waringin dan James Gwee. Di mana seluruh tiket yang terjual di seminar ini, didonasikan untuk tujuan sosial. Betul sekali, untuk sedekah. Dan pembicara tidak dibayar sama sekali.
Kalau Andrie Wongso yang putus sekolah saja bisa sukses dan menginspirasi jutaan orang, pastilah kita semua juga bisa. Insya Allah. Mari perjuangkan impian kita. Dan demi menjadi yang terbaik, sudah sepantasnya kita belajar dari yang terbaik. Selamat belajar, selamat berjuang!
Selasa, 09 Agustus 2016
Motivator Indonesia Muda, Motivator Indonesia Asia, Motivator Indonesia Islami, Motivator Indonesia Muslim
Dalam seminar motivasi diri atau seminar motivasi sukses, kadang saya menyinggung soal bahagia. Ya, sebagai motivator Indonesia, saya merasa perlu mengingatkan hal ini.
- Perlu dicatat, keberadaan agama bukan saja untuk mengatur, tapi juga untuk membahagiakan dan menyelamatkan. Sekali lagi, untuk membahagiakan dan menyelamatkan:
- Penelitian University of Wisconsin (2012) menyimpulkan bahwa syukur dan keyakinan kepada Tuhan membuat orang lebih bahagia.
- Jurnal Psychological Science (2012) memaparkan bahwa orang yang taat beragama memiliki percaya diri dan kondisi psikologi yang lebih baik. Penelitian melibatkan hampir 200.000 orang di 11 negara.
- Penelitian University of Illinois dan Gallup Organization (2011) menunjukkan bahwa orang yang beragama lebih bahagia. Penelitian berlangsung di 150 negara.
- Penelitian Legatum Prosperity Index menjabarkan bahwa orang yang taat beragama memiliki daya tahan terhadap fluktuasi ekonomi. Penelitian diselenggarakan di 110 negara.
- Masihkah kita meragukan peran agama dalam kebahagiaan?
Motivator Indonesia Youtube, Motivator Indonesia Terkenal, Motivator Indonesia Asia, Motivator Indonesia Muslim
Dalam seminar motivasi untuk karyawan atau seminar motivasi kerja, saya sering menyinggung soal kerja adalah ibadah. Bukan sekadar mencari nafkah. Sebagai motivator Indonesia, saya merasa perlu mengingatkan hal ini.
Semua orang tahu #KerjaItuIbadah (Work with Worship).
Maaf, kalau sekadar kerja, kera juga kerja. Kalau sekadar makan, babi hutan juga makan. Buya Hamka sudah mengingatkan ini dengan tegas dan keras sejak puluhan tahun yang silam. Yah, sudah sepantasnya manusia punya nilai tambah. Ketika bekerja, manusia hendaknya juga mencari keberkahan, keilmuan, pengalaman, silaturahim, nama baik, dan lain sebagainya. Bukan sekadar kerja.
Silakan berfalsafah, “Kerja, kerja, kerja.” Namun iringi juga dengan, “Berkah, berkah, berkah.” Masihkah kita menganggap kerja itu sekadar mencari nafkah?
- Bukankah dengan bekerja, ia mencukupi dirinya sendiri, sehingga menjaga dirinya dari meminta-minta.
- Bukankah dengan bekerja, ia mencukupi keluarga inti dan membantu keluarga besar.
- Bukankah dengan bekerja, ia berusaha menjadi teladan terbaik bagi anak-anaknya.
- Bukankah dengan bekerja, ia berusaha untuk jujur dan gigih, agar menjadi amal jariyah bagi orangtua dan guru-gurunya
- Bukankah dengan bekerja, ia menjalankan perannya sebagai khalifah, di mana ia pantang menyia-nyiakan potensi dan pantang berbuat kerusakan.
- Kerja itu ibadah, dakwah, amanah, anugerah, kehormatan, pelayanan, panggilan, aktualisasi, potensi, dan seni. Setidaknya, ada sepuluh makna. Dan inilah kelebihan kita, karena literatur Barat tidak mengenal konsep kerja sebagai ibadah.
Silakan berfalsafah, “Kerja, kerja, kerja.” Namun iringi juga dengan, “Berkah, berkah, berkah.” Masihkah kita menganggap kerja itu sekadar mencari nafkah?
Motivator Indonesia Muslim, Motivator Indonesia Murah, Motivator Indonesia Video, Motivator Indonesia Muslim
Motivator Indonesia, Ippho Santosa Berbagi Ilmu di Dunia Maya
Lihatlah, barang kalau nggak berguna, akan diletakkan di pinggir. Lama-lama, diletakkan di gudang. Pada akhirnya, diletakkan di tong sampah. Manusia kurang-lebih juga sama. Yang tak berguna, pelan-pelan akan dipinggirkan dan disingkirkan. Bukankah emas dinilai dari karat dan manusia dinilai dari manfaat? Anda sepakat?
Hidup itu perlu solusi.
Ngomong-ngomong:
- Siapa yang profit-nya paling banyak?
Ngomong-ngomong:
- Siapa yang profit-nya paling banyak?
- Siapa yang pahalanya sangat banyak?
- Siapa yang dirindukan oleh orang banyak?
Ternyata jawabannya sama. Yaitu mereka yang menjadi solusi bagi sesamanya. So-lu-si. Karena itu, tidak ada pilihan lain, jadilah bagian dari solusi. Jika tidak, cepat atau lambat, Anda akan menjadi bagian dari masalah. Itu pesan guru saya dan selalu saya ingat-ingat sampai sekarang.
Sebagian orang heran, kok belakangan ini saya jarang sharing di blog. Bukan apa-apa, sekarang saya lebih memilih untuk sharing dalam bentuk text dan picture di channel Telegram: ipphoright. Tetap berbagi solusi. Menurut saya, saat ini Telegram itu lebih selektif juga lebih efektif. Nggak tahu ke depannya seperti apa.
Ibu saya pernah berpesan dan inilah pesan beliau:
- Ingin sukses, sukseskan orang lain
- Ingin cerdas, cerdaskan orang lain
- Ingin doa terkabul, doakan orang lain
Yakin? Praktek deh.
Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Minggu, 07 Agustus 2016
Motivator Indonesia Termuda, Motivator Indonesia Murah, Motivator Indonesia Islam, Motivator Muslim Indonesia
Di seminar motivasi kerja atau seminar motivasi diri, kadang saya mengajak semua peserta untuk mempelajari kekuatan-kekuatan besar yang berasal dari dalam (inner) dan tidak terlihat (invisible).
Niat, visi, persistensi, konsistensi, cinta, kesetiaan, kebahagiaan, keimanan, dan keikhlasan, adalah kekuatan-kekuatan besar yang berasal dari dalam dan tidak terlihat, namun sangat menentukan apa-apa yang kemudian terlihat. Betul apa betul?
Contoh saja, sewaktu Anda mengamati gedung perkantoran yang megah atau lobi kantor yang mewah, ingatlah itu semua berawal dari visi seseorang. Ini adalah sesuatu yang sifatnya dari dalam dan tak terlihat.
Terus, apa dampaknya bagi kita? Yah, kalau kita ingin mengubahi dan membenahi sesuatu, yah mulailah dari dalam. Demikianlah, semua yang outer dan visible, berasal dari inner dan invisible di mana ini jauh lebih kuat.
Lantas, siapa orang yang dapat membantu Anda untuk melihat sesuatu yang inner dan invisible ini? Tidak lain, orang itu adalah pasangan Anda dan mentor Anda. Sepengalaman saya, dua orang inilah yang benar-benar membantu Anda untuk melihat sesuatu yang inner dan invisible ini. Pertanyaan saya, sudahkah Anda memilikinya?
Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Muda, Motivator Indonesia Muslim
Hanya sedikit orang yang menyukai hari Senin.
Terutama karyawan. Hehehe.
Maka, inilah seruan saya pagi ini:
“Ayo kerja! Jangan manja!”
“Ayo kerja keras! Jangan malas!”
Memang, ular dan burung saja dijamin rezekinya. Apalagi manusia. Apalagi orang beriman. Apalagi orang beramal. Namun itu semua bukanlah alasan bagi kita untuk bermalas-malasan. Tetaplah bekerja keras.
Kemarin di seminar ‘Rezeki Tak Disangka-Sangka’ saya bersama Nasrullah (pelopor property syariah), Shamsi Ali (imam dari New York), dan Peggy Melati (inspirator hijrah) berbagi ilmu serta pengalaman. Sayang sekali mereka yang tidak ikutan seminar ini. Di tengah acara, hadir juga Sandiaga Uno (orang terkaya urutan ke-47) dan Muhammad Assad (penulis Notes from Qatar).
Kami bicara soal banyak hal, mulai dari positive energy, attitude ketika dipecat, attitude ketika krisis, merintis bisnis, sampai dakwah di 20-an negara. Satu poin yang kami sadari bersama, tak mudah mengelola bisnis dan mengelola orang. Sandiaga Uno kemudian berkisah tentang pengalamannya mengelola 50.000 karyawan di bisnisnya sendiri.
Saat pemerintah menyerukan, “Kerja, kerja, kerja,” saya tambahkan dengan seruan, “Positif, positif, positif.” Kenapa? Begini. Ketika hati berada di zona yang positif (good mood), itu akan lebih mudah menarik rezeki yang tidak disangka-sangka. Pekerjaan seperti dimudahkan. Atasan dan bawahan tidak sesulit yang dibayangkan. Urusan-urusan kelar lebih cepat daripada yang diperkirakan. Anda pernah mengalaminya?
Dan masih banyak lagi tips-tips lain terkait rezeki yang tidak disangka-sangka. Kapan-kapan kita bahas. Shamsi Ali juga berkisah tentang pengalamannya, yang dulu cuma anak kampung di Sulawesi Selatan, tahu-tahu sekarang menjadi imam di ‘ibukota dunia’ yakni New York. Itu juga rezeki yang tidak disangka-sangka.
Imam yang sangat dekat dengan Jusuf Kalla, Michael Bloomberg, dan Bill Clinton ini lalu menggunakan posisinya ini untuk membangun dialog demi dialog dengan berbagai kalangan. Termasuk di gedung PBB. Dan pelan-pelan masyarakat Barat mulai mengenal wajah damai Islam yang salah satu wasilahnya melalui Shamsi Ali.
Langganan:
Postingan (Atom)